Pak Guru Henky I'm Henky cememew: model kooperatif dan tematik

Rabu, 06 November 2013

model kooperatif dan tematik

A. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.


Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif.


Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar berkerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki 2 tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada sisiwa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. pembelajaran dari rekan sebaya lebih efektif daripada pembelajaran dari guru. Pembelajaran kooperatif adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa berkerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar meraka dan belajar anggota lainya dalam kelompok tersebut.


Srategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa didalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni:


1. Adanya peserta didik dalam kelompok


2. Adanya aturan main dalam kelompok


3. Adanya upaya belajar dalam kelompok


4. Adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.


Berkenaan dalam pengelompokan siswa dapat ditentukan bedasarkan atas :


v Minat dan bakat siswa


v Latar belakang kemapuan siswa


v Perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa


Pembelajaran kooperatif sangat perlu. Pembelajarn kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dengan kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memliki kebersamaan artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya.


1. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif


Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Pembelajaran secara team


2. Didasarkan pada manajemen kooperatif


3. Kemampuan untuk bekerja sama


4. Keterampilan untuk bekerja sama


Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :


a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan mereka sehidup sepenanggungan bersama


b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya


c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama


d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya


e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok


f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.


g. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.


Ada tiga bentuk keterampilan kooperative sebagaimana diungkapkan oleh Lundgren, yaitu :


v Keterampilan kooperative tingkat awal


v Keterampilan kooperatif tingkat menengah


v Keterampilan kooperatif tingkat mahir


Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.


2. Prosedur pembelajaran kooperatif


Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut :


v Penjelasan materi


v Belajar kelompok


v Penilaian


v Pengakuan tim.


3. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif


Menurut Roger dan David Jhonson, ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :


v Prinsip ketergantungan


v Tanggung jawab perseorangan


v Interaksi tatap muka


v Partisipasi dan komunikasi


v Evaluasi proses kelompok.


4. Kelebihan dan kekurangan model kooperatif


Kelebihan :


v Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tapi dapat menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagi sumber, dan belajar dari siswa yang lain.


v Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.


v Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.


v Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.


v Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.


v Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.


v Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).


v Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.


Kelemahan :


v Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lama. Sebagai contoh siswa yang mempunyai kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang, akibatnya keadaan seperti ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.


v Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa setiap saling membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpa peer teaching yang efektif, bila dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai oleh siswa.


v Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif kepada hasil kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau presentasi yang diharapkan sebanarnya adalah hasil atau presentasi setiap individu siswa.


v Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali penerapan strategi.


v Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.










B. Model pembelajaran tematik


Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.


Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.


Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.


Pembelajaran tematik memiliki ruang lingkup dalam penerapannya dan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi murid Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran tematik juga memiliki rambu-rambu dalam pelaksanaannya, sehingga tidak asal digunakan begitu saja.










1. Landasan pembelajaran tematik


Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran tematikdi Sekolah Dasar, seorang guru harus mempertimbangkan banyak faktor. Selain karena pembelajaran itu pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku, juga selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas hasil pemikiran yang mendalam. Dengan posisi seperti itu , maka dalam pembelajaran tematik dibutuhkan berbagai landasan yang kokoh dan kuat serta harus diperlakukan oleh guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan hasilnya.


Landasan-landasan pembelajaran tematik di sekolah dasar meliputi :


Ø Landasan filosofis


Ø Landasan psikologis


Ø Landasan yuridis


Ø Dan lain-lain.


2. Karakteristik model pembelajaran tematik


Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :


v Berpusat pada siswa


v Memberikan pengalaman langsung


v Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas


v Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran


v Bersifat fleksibel


v Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa


v Dan lain-lain.


3. Prosedur pembelajaran tematik


Prosedur atau langkah-langkah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi tujuh tahap, yaitu:


Ø Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan


Ø Mempelajari kompetensi dasar dan indicator dari mata pelajaran yang akan dipadukan


Ø Memilih dan menetapkan tema/topic pemersatu


Ø Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topic pemersatu


Ø Menyusun silabus pembelajaran tematik


Ø Penyusunan rencana pemblajaran tematik


Ø Pengelolaan kelas.


4. Prinsip pemilihan tema


Dalam menentukan tema dalam pembelajaran tematik perlu memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :


ü Tema tidak terlalu luas


ü Tema bermakna


ü Tema harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak


ü Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di sekolah/kelas


ü Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar


ü Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil belajar siswa.


ü Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.


5. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tematik


Menurut Kunandar, kelebihan dari model pembelajaran tematik adalah :


v Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik


v Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik


v Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna


v Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi


v Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama


v Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.


v Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik


v Dan lain-lain.


Kelemahan dari model pembelajaran tematik adalah :


v Apabila dilakukan oleh guru tunggal


v Jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.


v Dan lain-lain.
Kalau Anda Suka Entry Ini Like dan Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . All Right Reserved by Dila Azhari